Di tengah situasi wabah Covid-19, Rm. H Asodo OMI menuliskan secara ringkas pengalamannya menjalani isolasi di rumah di Aix en provence, Perancis, seperti berikut:
Kami sudah hampir 3 minggu hidup di zaman NOW ( Nang Omah Wae – Di Rumah Saja). Kami berempat. Berdoa, makan bersama, menelepon umat yang sendiri, Misa dengan ujub Misa dari semua umat yang mengirimkannya, melayani sakramen pengakuan dosa dengan membuat jadual dan janjian untuk menghindari kerumuman ( seperti no urut periksa dokter), mengirim artikel renungan ke banyak umat serta mengerjakan aneka pekerjaan di rumah yang selalu ada. Kami menjaga kesehatan, menaati peraturan, dan terus mencoba berbuat sesuatu yang baik khususnya bagi mereka yang sendiri dan sepi dengan aneka macam cara. Setiap hari jam 15.30 kami ikut doa Rosario dengan komunitas Lourdes. Ave Maria! Marilah saling mendoakan!
Berikut renungan yang disusun beliau untuk pertemuan KDM April 2020.
Memasuki tahun 2020, dunia diguncangkan oleh Coronavirus – Covid 19 yang menyerang seluruh dunia! Korban berjatuhan; jutaan orang dilarikan ke rumah sakit, petugas medis kelimpungan menampung dan merawat mereka; banyak yang disembuhkan, banyak pula yang kembali ke rumah Bapa. Dimana-mana kacau, dimana-mana bingung dan panik serta tak tahu lagi harus bagaimana. Satu jalan paling radikal yang ditempuh beberapa negara adalah lockdown ( bahasa perancis: confinement). Semua tutup! semua warga diminta tinggal di rumah. Yang keluar tanpa surat, akan didenda. Hanya beberapa sektor vital yang diizinkan tetap buka untuk memenuhi kebutuhan primer yakni makanan dan kesehatan saja. Jangan berkumpul, jaga jarak dan jaga kebersihan adalah tiga anjuran yang paling jitu dipercaya mencegah penyebaran virus berbahaya ini.
Semua tutup dan semua berhenti; makin hari makin terasa sepi, sunyi, dan sendiri. Kapan semua ini akan berakhir? Kapan hidup akan pulih kembali? Tak ada satupun ahli yang mampu memberi jawaban pasti. Kita berharap, semoga, jika seturut perhitungan, kita tunggu analisa, sabar dan jangan panik, tetap di rumah menunggu instruksi berikutnya….
Orang beriman bertanya: “Tuhan, Engkau di mana? Mengapa Engkau diam saja? Mengapa Engkau membiarkan kami binasa? ” Seperti para rasul yang sedang takut tenggelam karena angin rebut, mereka menemukan Sang Guru tidur lelap. Seolah Tuhan diam tak peduli akan nasib umatNya yang menderita dan sengsara.
Sesungguhnya apa yang kita minta: sehat, sembuh, terhindar dari maut, hidup aman, sejahtera, tanpa masalah dan derita? Bayangan kita adalah bersama Tuhan kita selamat! Itu tepat sekali. Mengapa? sebab DIA-lah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. namun demikian, bayangan itu bukan dipahami seperti orang Israel yang tiada hentinya mencobai Tuhan, yakni menuntut Tuhan terus menerus. Dibuatkan mukjizat apapun, tak mengubah hatinya yang degil sehingga Nabi Musa pun pusing tujuh keliling menghadapi umat pilihan Allah ini. Bayangan kita, sebagi murid Kristus adalah salahsatunya seperti Petrus atau Paulus. Petrus yang mengasihi Gurunya diperintahkan untuk memberi makan domba-dombaNya. Inilah saat bagi kita untuk mengasihi, melayani, menghibur, menguatkan, dan memberi makan bagi mereka yang membutuhkan. Juga kita boleh lanjutkan seperti Paulus, yang setelah bertobat di jalan Tuhan, hidupnya seluruhnya ada dalam kasih Tuhan. Kepada umat di Filipi, Paulus bersaksi: “ Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman, sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.( Filipi 1: 21-26)
Kesaksian Paulus ini memberi pesan singkat bagi kita: JANGAN TAKUT, SEBAB KRISTUS ADALAH HIDUP KITA. Oleh sebab itu, masa sulit ini, marilah kita kreatif untuk tetap bisa berbuat baik dengan cara kita masing-masing. Dengan lain kata, kita tetap melanjutkan untuk mengasihi dengan cara-cara kreatif seperti memberi makan, pakaian, obat-obatan, menelepon yang kesepian, berbagi pesan yang menguatkan, dan terlebih lagi tetap berdoa bagi dunia DALAM KRISTUS.
Kita juga diajak seperti Paulus, diajak apa? Diajak untuk TIDAK TAKUT MATI. Mengapa? Sebab mati adalah keuntungan. Keuntungannya adalah karena kita berjumpa dengan Kristus yang kita percayai dan layani di sepanjang hidup kita. Takut, panik, dan sedih adalah bukan dari Kristus. Kita diajak seperti Petrus untuk memberi makan domba-dombaNya dan juga untuk seperti Paulus yang menguatkan kita. Marilah kita lebih mendekatkan diri kepadaNya, membaca firmanNya, dan terus meneguhkan iman kita: Hidupku adalah Kristus! Jangan takut & terus berbuat baik!
Aix en Provence
31 maret 2020
Rm.Henricus Asodo, OMI