Jumat, 08 Februari 2019

Mengenal KDM Yogyakarta:
Dipanggil untuk Mendoakan


Pusat Spiritualitas OMI Aix-en-Provence
dan Rm. Asodo OMI
    “Apakah kamu dapat mengumpulkan enam sampai sepuluh orang awam yang akan kita dampingi untuk menjadi animator awam OMI?” begitu pertanyaan Rm. Henrikus Asodo OMI kepada Rm. Antonius Sussanto dalam perjumpaan keduanya  di Pusat Spiritualitas OMI Aix-en-Provence, Perancis Juli 2018.
     Bagi Rm. Antonius Sussanto, mendapatkan sejumlah awam militan yang mau menyambut ajakan Rm. Asodo tersebut tidak sulit. Banyak awam yang begitu penuh perhatian kepada para OMI.
     Maka, enam orang  pendidik dan pendamping pranovis/novis OMI pun diajak berbincang-bicang sambil makan siang di Mr. Blangkon Resto, Jl. Kaliurang, Yogyakarta. Berbagai aspek dari gagasan Rm. Asodo OMI dibahas. Misalnya, mengapa hanya sedikit orang yang dikumpulkan? Inti dari perkumpulan yang akan dibentuk adalah doa dan sharing. Jumlah yang terbatas akan menjadikan sharing lebih personal dan efektif. Jika jumlahnya banyak akan lebih baik dibagi lagi dalam kelompok-kelompok kecil atau yang disebut sel-sel doa.
     Setelah pertemuan itu, disepakati membentuk Komunitas Doa Mazenod.  Pertemuan Perdana berlangsung Rabu (06-02-2019) di Novisiat OMI Yoseph Gerard Blotan, Yogyakarta. Pertemuan diawali dengan latar belakang pemikiran mengapa para oblat perlu didoakan, yang dipaparkan oleh Rm. Asodo, OMI.  Usai tanya jawab dilanjutkan dengan Doa Senakel dengan ujub khusus, yaitu mendoakan para Misionaris OMI untuk hidup dan karya mereka agar lebih berbuah limpah.
     Belakangan, bukan hanya bapak-ibu, tetapi juga kaum muda yang sudah tergabung dalam Putra-putri de Mazenod (PPdM) Yogyakarta pun antusias berkumpul, berdoa dan berbagi. Sebagai acara pamungkas adalah Perayaan Ekaristi.  Saat perayaan tersebut, para awam juga didoakan.***
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar