![]() |
Dr Maria Dominika Niron |
Diungkapkan, bisa mengikuti KDM membuatnya merasa memperoleh rahmat. Acara sharing dalam pertemuan KDM sungguh inspiratif. Itu membuahkan sukacita, memperkaya pengalaman batin, dan menguatkan saya.
"Ada dua alasan mengapa demikian," lanjutnya. "Pertama, dari sharing, apa yang menjadi pertanyaan saya selama ini tentang pergumulan batin para calon rohaniwan terjawab. Kedua, dari sharing itu saya menjadi tahu apa kebutuhan khusus mereka untuk didoakan. Selama ini, kalau mendoakan para imam atau rohaniwan, entah lewat doa bersama atau doa pribadi, saya hanya mendoakan secara umum. Melalui sharing di KDM, saya bisa mengetahui apa yang harus didoakan untuk mereka."
Pertemuan ke-10, selain bersama mendoakan para oblat dan para calon oblat, memang diisi dengan sharing oleh awam anggota KDM dan juga para novis dan pranovis. Sharing dibuka dengan panduan pertanyaan yang disampaikan oleh Koordinator Rohani KDM Pak V Jaya Supeno. Pertanyaan tersebut: Apa yang dirasakan atau apa manfaat yang diperoleh setelah mengikuti KDM?
Selain tanggapan Ibu Dr Maria Niron sebagaiman telah dikemukakan di atas, berikut tanggapan beberapa peserta pertemuan tersebut:
Maria Shaskia Z (Prodiakon Paroki St. Petrus dan Paulus Babadan):
Bagi saya, mengenal lebih jauh kehidupan membiara sebagai sesuatu yang menarik. Saya dapat menyaksikan dan mengalami bahwa untuk jadi suci bisa lewat hal kecil, sederhana.
M Etty Tri Poesporini (Pengajar di Novisiat OMI, Koordinator Timja Panduan Misa Paroki Babadan):
Kesempatan ikut mendoakan para oblat, terutama pranovis dan novis, sungguh membuat saya bersyukur. Selama ini, saya selalu mengatakan kepada pranovis atau novis bahwa mereka sangat beruntung berkesempatan mengikuti formasi di Novisiat OMI. Tak banyak kaum muda memperoleh kesempatan istimewa ini. Maka mendoakan mereka agar setia pada panggilan, menjadi perwujudan harapan dan permohonan saya sekaligus. Saya senang bahwa keberadaan KDM menunjukkan semakin banyak awam mendoakan para oblat dan para calon oblat.
Wellem Dotulong (Pendamping PPDM, Koordinator Umum KDM).
Semakin lama semakin tumbuh apresiasi terhadap semua orang yang ikut berdoa bagi para oblat. Senang bisa terlibat dalam kegiatan spiritual seperti di KDM. Apalagi kehidupan di novisiat menyenangkan, kondusif untuk berdoa bersama. Sejak mengikuti KDM, saya semakin sadar banyak tantangan bagi para oblat OMI, dan karena itu penting untuk mendoakan mereka.
Gita Rahayaan (Mahasiswi, anggota PPdM) :
Sejak bergabung PPdM 2016, mulai kenal OMI khususnya di Novisiat ini. Tumbuh perasaan nyaman, sebab romo terbuka dan mau menerima anak muda. Hal ini membuat kami menemukan rumah kedua dan merasa mempunyai orangtua. Kami selalu diingatkan untuk memelihara dan meneguhkan iman para calon oblat. Saya senang bisa ikut mendoakan dan sharing seperti di KDM ini.
Br. Marianus (Novis):
Saya bersyukur karena para anggota KDM memperhatikan kami lewat relasi dan doa. Para awam orangtua yang mengikuti KDM menjadi orangtua bagi kami. Saya bisa banyak belajar dari keberadaan KDM. Dukungan doa mereka terasa luar biasa. Keberadaan KDM meneguhkan dan memperbarui semangat panggilan. Banyak rahmat yang kami peroleh, dan saya yakin doa-doa KDM salah satunya mendatangkan rahmat tersebut.
Br. Jumiat (Novis).
Saya bersyukur karena dengan KDM merasa bertemu orangtua. Berbagi pengalaman melalui perjumpaan doa menjadi bahan renungan yang memperkuat kesadaran panggilan saya untuk mengolah diri selama masa formasi.
Kristian Delima Ajun (Pranovis):
Saya sebelumnya tidak mengenal OMI, hanya mencari Bunda Maria. Kerinduan akan sosok ibu disalurkan kepada Bunda Maria. Doa rosario memberi saya kekuatan. Sebelumnya saya juga tidak mengenal KDM, tapi kemudian sadar bahwa kekuatan doa KDM sungguh inspiratif. Ikut berdoa bersama KDM bagi saya berarti berdoa bersama orangtua. Saya menganggap para orangtua anggota KDM menjadi orangtua saya. Hanya di Novisiat OMI awam ikut berdoa bersama. Di dua biara lain yang sempat saya masuki, hanya tiga bulan sekali diberi kesempatan ke paroki dan itulah saat kami bisa berdoa bersama awam. Saya berpikir, KDM bisa menjadi model. Umat yang saya layani kelak seyogyanya seperti KDM.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar