Senin, 22 Juli 2019

Ikrar Kaul Pertama:
Setiap Oblat adalah Misionaris, Harus Siap Diutus ke Mana Saja

Kaulwan menandatangani formula Kaul
     Setiap oblat adalah misionaris, harus siap diutus ke mana saja, terutama di tempat yang tak terlayani. Tidak perlu takut karena harus sendirian melayani di tanah misi.  Pendiri kongregasi juga  awalnya demikian.  Mereka hanya berlima, tapi Bapa pendiri mengutus 4 imam untuk melayani mereka yang tidak terlayani.
     Demikian dikemukakan Provinsial OMI Indonesia Rm Eko Saktio OMI, dalam homili pada Perayaan Ekaristi Pengikraran Kaul Pertama delapan Novis OMI di Novisiat OMI Bt. Joseph Gerard, Blotan, Yogyakarta, Minggu (21 Juli 2019).  Perayaan tersebut dihadiri sekitar 180 undangan, yaitu keluarga para kaulwan, komunitas Novisiat, siswa Juniorat OMI Cilacap, anggota KDM, anggota PPdM, para suster dari sejumlah konregasi, serta undangan lainnya.
     Kedelapan Novis yang mengikrarkan Kaul Pertama tersebut terdiri dari enam frater dan dua bruder masing-masing:  Fr. Arnoldus Bryan Evan Pabubung, Fr. Fransiskus Xaverius Yulianto, Fr. Frederico Santos, Fr. Suni Baonikus Bunghari, Fr. Fransiskus Xaverius Togar Mulya Nainggolan, Br. Panansius Sakai, Fr. Thomas Brian Wicart, dan Br. Julianus Rizki Widitomo.  Mereka adalah Novis OMI angkatan 2018-2019.
       Lebih lanjut Rm. Eko menegaskan,kesiapan sebagai misionaris merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Dikemukakan, pada pertemuan Interchapter OMI di Polandia yang dihadirinya baru-baru ini, mengemuka keprihatinan bersama terjadinya krisis imam, terutama di Eropa. Rata-rata imam di sana sudah berusia 70 tahun, tidak ada pengganti. Di beberapa tempat tak ada panggilan, seperti di Prancis, Irlandia, Australia. Di Indonesia ada 70 formandi. Karena itu mereka mengatakan, dulu kami datang menjadi misionaris. Sekarang gantian, kirim romo-romo muda untuk melaksanakan misi di sini.
      "Sebagai seorang misionaris Anda harus siap melayani kondisi yang sulit dijangkau tak terlayani. Kita diutus dalam dan melalui komunitas. Diutus sebagai komunio , dalam kesatuan seluruh gereja. Hadirkan kasih Allah di dunia ini. Bersyukur atas rahmat Tuhan untuk kaul pertama dan kekal. Makin hari makin dekatkan diri kepada Yesus. Hadirkan Yesus di tengah situasi saat ini. Itu tidak mudah. Mari kita seperti Maria dan Martha..melalui tugas masing- masing memilih yang terbaik bagi hidup kita masing-masing."
     Perayaan Ekaristi Pengikraran Kaul Pertama Novis OMI yang dimulai pkl. 10.00 tersebut, dipimpin oleh Provinsial OMI Rm. Eko Saktio OMI sebagai selebran utama, dengan konselebran Rm Antonius Sussanto OMI, Rm. Ignatius Yulianto OMI, Rm. Rukmono OMI, Rm. Niko Ola OMI, Rm. Niko Setiawan OMI, dan Rm Simon Heru OMI.
    Pengikraran Kaul Pertama dilaksanakan setelah homili, dilanjutkan dengan penandatanganan Formula Kaul, Pemakaian sabuk/Cinture, serta Penyerahan Buku Konstitusi dan Aturan OMI.
    Sebelum ritus penutup, Kaulwan diwakili oleh Br. Panansius Sakai OMI dan Fr. Arnoldus Bryan Evan Pabubung OMI.  Br. Panansius Sakai OMI menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung mereka hingga memperoleh anugerah-Nya sehingga bisa mengikrarkan kaul pertama. Sedangkan  Fr. Arnoldus Bryan Evan Pabubung OMI mencanangkan peluncuran buku kenangan Perutusan Komunitas yang mereka jalani selama dua bulan, April - Juni 2019.  Sambutan para kaulwan ini diakhiri dengan menyanyikan lagu Ini Aku Utuslah Aku, ciptaan Fr. Fransiskus Xaverius Togar Mulya Nainggolan OMI, salah satu kaulwan.
    Sambutan juga disampaikan wakil orangtua kaulwan, dan sambutan oleh Magister Novisiat OMI oleh Rm. Antonius Sussanto OMI.
    Sambutan terakhir sekaligus perutusan disampaikan oleh Provinsial OMI Rm. Eko Saktio OMI.  Selain mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, Rm. Eko juga menegaskan bahwa berdasarkan evaluasi  atas 10 rumah formasi regio Asia-Pasifik, disepakati bahwa akan ada perubahan dalam cara-cara formasi saat formandi menjalani pendidikan.  Sebagai contoh, para bruder akan bertemu pada bulan November selama dua minggu di Filipina.  Kemudian, untuk ikrar kaul kekal, para frater menjalani persiapan bersama di India.  Selain itu   para frater
dimungkinkan  menjalani studi beberapa semester di luar negeri.  Oleh sebab itu, para kaulwan sudah dipersiapkan sejak awal menjadi misionaris,  tidak lagi harus berkarya di negeri sendiri.
      Selain itu, Provinsial OMI Rm. Eko Saktio OMI  mengutus enam frater dan satu bruder, yaitu Br. Pinansius Sakai OMI, untuk melanjutkan studi di Seminari Tinggi OMI Condongcatur, Yogyakarta. Sedang Br. Yulianus Rizki Widitomo OMI diutus ke tanah misi,  berkarya di Paroki Yohanes Penginjil Dangkan Silat, Kalimantan Barat.***
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar