Kamis, 22 Agustus 2019

Misa Syukur HUT Rm A Sussanto OMI:
Kemurahan Tuhan Sungguh Nyata

     Kemurahan Tuhan sungguh nyata melalui kasih yang dilimpahkan-Nya kepada kita. Demikian disampaikan Rm. Antonius Sussanto OMI dalam homilinya saat memimpin misa komunitas di Novisiat Joseph Gerard Blotan, sekaligus Misa Syukur Ulang Tahun Kelahiran Rm. Santo sendiri, Rabu (21-08-2019). Misa yang dimulai pkl. 06.00 itu diawali Doa Rosario bersama, dilanjutkan dengan dramatisasi perumpamaan tentang pemilik kebuh anggur dan para pekerja, yang menjadi bacaan Injil malam itu.
     Lebih lanjut Rm. Santo mengatakan, rahmat kasih dari kemurahan Allah, yang menjadi tema bacaan Injil, selalu dilimpahkan kepada siapapun dan kapan pun. Jika mau merenung dan jujur, setiap pribadi sudah merasakan seberapa besar kemurahan Tuhan. Terkait hal itu, Rm. Santo lalu meminta tiga orang untuk mensharingkan pengalaman dalam hidup masing-masing terkait bagaimana kemurahan Allah itu dirasakan. Ketiganya adalah Rm. Ignatius Yulianto OMI dan Rm. Simon Heru OMI – kedua menjadi konselebran pada misa tersebut, juga Yovin Puspa, anggota PPdM yang hari ulang tahunnya sama dengan hari kelahiran Rm. Santo.
     Ada latar belakang mengapa Rm. Santo meminta ketiganya untuk sharing. Dianalogikan dengan perumpamaan dalam bacaan Injil, sebagai oblat Rm Santo seperti pekerja yang datang sore hari, karena sempat bekerja dulu baru kemudian masuk OMI di usia yang sudah cukup matang. Rm Yuli datang pada pagi hari. Sedang Rm Simon Heru seperti pekerja yang datang siang hari. Sedang Yovin Puspa datang lebih sore lagi dalam arti yang berbeda, yaitu memang lebih belakangan karena usia masih muda. Pengalaman ketiganya boleh jadi akan berbeda satu sama lain. 
     Menanggapi permintaan itu, Rm Yulianto mengemukakan bahwa dirinya sungguh merasakan kemurahan Allah melalui berbagai kesempatan untuk memperoleh sukacita melalui berbagai pengalaman dalam perjalanan hidupnya. Rm Simon Heru mengungkapkan sukacita yang dirasakan berkat kemurahan hati Tuhan kepadanya, baik secara langsung maupun melalui orang lain. Sedang Yovin Puspa mengatakan, ia tetap bersyukur dan menyadari bahwa Allah tetap bermurah hati kepadanya. Sebagai contoh, meski kelak akan bekerja sebagai katekis atau guru agama, yang berarti takkan mungkin berharap memperoleh upah besar, sebab profesinya adalah menjadi pelayan bagi sesama. Meski demikian, ia tidak perlu mengkhawatirkan apapun sebab Allah akan selalu bermurah hati kepadanya.
     Rm Santo kemudian mengatakan, setiap pribadi sudah merasakan seberapa besar kemurahan Tuhan. Merefleksikan kembali perjalanannya menjadi imam, Rm Santo lalu memamparkan bahwa terkait dengan misa syukur yang dipimpinnya malam tersebut, ada tiga tanggal bersejarah dalam kehidupannya. Tanggal 20 Agustus adalah hari kelahirnnya. Tanggal 21 Agustus 2002 adalah hari saat ia mengucapkan niat kemantapan untuk menjadi novis OMI di Srilanka bersama 17 novis lain dari Pakistan, India, dan Srilanka. Lalu, setahun kemudian, 22 Agustus 2003 ia mengikrarkan kaul pertama di lapangan voli novisiat di Srilanka.
     Menyadari betapa kemurahan Allah yang penuh kasih terhadap kehidupannya, itulah yang menyebabkan Rm Santo memilih ajakan Tuhan Yesus: Tinggallah di dalam Kasihku (Yoh 15:9) sebagai motto saat mengikrarkan kaul pertama. Betapa besar kasih Tuhan kepadanya membekas dengan kuat, dan karena itu sewaktu ditahbiskan jadi imam di Katedral Purwokerto, Rm Santo juga memilih motto bertema kasih: Menjadi Pelayan berakar dalam kasih-Nya.
     Paa akhir homilinya, Rm Santo lmenyatakan bahwa bacaan Injil juga mengemukakan kasih Allah yang tampak dalam kemurahan hatinya. Kemurahan Tuhan sungguh nyata melalui kasih yang dilimpahkan-Nya kepada siapapun. Maka, berkat kemurahan hati Allah, siapapun diberi waktu, tempat, serta sahabat yang bisa menjadi tempat berbagi. Kemurahan hati Allah yang melimpah itu menjadi sukacita yang harus disyukuri, yang memberi tenaga supaya sukacita itu bisa mengalir ke sekitar sehingga makin nampak kehadiran Tuhan bagi sesama.
     Dihadiri sekitar 30 umat yang terdiri dari novis dan pranovis, beberapa anggota PPdM dan anggota KDM, usai misa diselenggarakan upacara singkat perayaan ulang tahun tiga orang yang kebetulan dilahirkan pada tanggal yang sama, yaitu Pak Sur, Rm. Antonius Sussanto OMI, dan Yovin Puspa. Ketiganya didaulat berdiri di depan meja yang di atasnya telah disediakan tiga kue tart dengan lilin menyala, serta sebuah tumpeng. Diiringi lagu “Selamat Ulang Tahun,” mereka lalu meniup lilin, memotong tart, dan paling akhir adalah memotong tumpeng.
     Begitu perayaan ulang tahun selesai, hadirin pun makan bersama. Setelah ramah tamah sejenak, acara malam itu diakhiri dengan bersama-sama berdoa Salve Regina di depan patung Bunda Maria dekat ruang tamu.***

Lihat Video Klip;  Klik Di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar