Sabtu, 05 Oktober 2019
Pertemuan ke-9 KDM:
Berjuang Agar Rajin Berdoa
Tidak mudah membiasakan diri agar rajin berdoa. Butuh perjuangan keras agar kesadaran untuk berdoa tumbuh dari suatu kerinduan terus menerus untuk bisa berjumpa dan berdialog secara intim dengan Tuhan. Demikian kesaksian dua pranovis, Johanes Maria Vianey dan Fransiskus Christian Wibisono, dalam pertemuan ke-9 KDM di Novisiat Joseph Gerard Blotan, Yogyakarta, Rabu (03-10-2019).
Keduanya mengatakan, tidak mudah membiasakan diri untuk berdoa setiap hari. Vian (Johanes Maria Vianey) mengemukakan, mengikuti kehidupan di Novisiat di mana berdoa dilakukan terus menerus sepanjang hari sungguh menuntut usaha keras. Terlebih karena sebelum masuk novisiat, kebiasaan berdoa yang dijalaninya tidak sekencang sekarang. Maka, tidak heran, saat berdoa bersama, semisal melaksanakan doa rosario hidup.ia sering tidak fokus, lupa, dan ngantuk.
Hal senada diungkapkan oleh Wibi (Fransiskus Christian Wibisono). Awalnya ia merasa semangat untuk berdoa terus-menerus. Lama kelamaan semangatnya kendor. Bahkan, seperti dialami Vian, timbul rasa bosan, yang menimbulkan pertanyaan: Mengapa harus berdoa terus menerus? Apakah tak boleh libur berdoa?
Wibi lalu mengatakan, ia menyadari perlu berusaha keras untuk rajin berdoa. Ia ingin menjalin hubungan intim dengan Tuhan melalui doa. Karena itu, ia selalu mengatakan dalam doanya: Aku ingin diam bersama-Mu. Ajari aku melihat-Mu. Doa seperti itu selalu diucapkannya, terutama saat Adorasi.
Intensi Doa
Dihadiri 36 orang, terdiri dari komunitas KDM, komunitas PPdM, dan komunitas Novisiat. pertemuan doa KDM ke-8 dimulai Rabu, 3 Oktober 2019 sekitar pkl. 17.00. Ada lima kelompok intensi bagi oblat yang didoakan dalam setiap peristiwa doa rosario. Ujub tersebut:
(1). Syukur atas Ulang Tahun Kelahiran: Br Edtwin (7 Oktober), Br Novis Marianus (8 Oktober).
(2). Syukur atas Ulang Tahun Tahbisan Imam: Rm Domi Pareta (1 Oktober), Rm Jacques (6
Oktober), Rm Sussanto (12 Oktober), Rm Yoyon (15 Oktober), Rm Robert (30 Oktober).
(3). Peringatan wafat Rm John O’regan (8 Oktober), Rm Boedhy (17 Oktober).
(4). Syukur atas Proses Penggelaran Kudus: Hamba Tuhan Thomas Kardinal Cooray (+29)
(5). Syukur atas Karya dan Pendidikan para Bruder: Br. Andy (Yuniorat, Cilacap), Bruder Jojo (Wisma Kaliori, Purwokerto).
Tak Biasa
Ada dua hal yang terjadi tidak seperti biasa dalam pertemuan kali ini. Pertama, pertemuan doa KDM diselenggarakan di Taman Doa Maria Immakulata di Novisiat. Hal itu terkait dengan Bulan Rosario pada bulan Oktober, saat mana semua umat Katolik berdevosi kepada Bunda Maria.
Untuk keperluan tersebut, disediakan kursi plastik berwarna hijau. Semua peserta duduk menghadapi ke patung Bunda Maria Imakulata yang ada diseberang kolam taman doa. Berdoa di taman doa ini sudah menjadi tradisi saat Bulan Maria dan Bulan Rosario.
Hal Kedua, misa komunitas ditiadakan. Biasanya misa komunitas menjadi acara pamungkas sesudah pertemuan doa KDM. Semua peserta, baik komunitas KDM, komunitas PPdM, dan Komunitas Novisiat, diajak menghadiri Misa Requiem bagi Ibu Caecilia Sugi Rahayu (44) yang dipanggil pulan ke rumah Bapa pagi hari sekitar pkl. 06.15.
Almarhumah adalah istri Bapak FX Sutopo, yang tinggal di Lingk. St. Ratu Kenyo, Paroki St. Petrus dan St. Paulus Babadan. Novisiat sendiri termasuk dalam wilayah lingkungan ini. Selain itu, Bapak FX Sutopo adalah pemborong yang pernah dimintai bantuan untuk merenovasi Aula Novisiat. Misa Requiem dilaksakanan pkl. 19.00 di rumah duka, sekitar satu kilometer dari Novisiat. Rm. Antonius Sussanto OMI menjadi konselebran dalam misa requiem tersebut.***
Lihat Video Klip. Klik di sini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar