Minggu, 22 September 2019

Misa Perdana Tiga Imam Baru OMI:
Meski lemah dan berdosa, Tuhan akan tetap Mengasihi


    Meski lemah dan berdosa, Tuhan akan tetap mengasihi.  Demikian disampaikan Rm  Nobertus Soleman OMI dalam homilinya saat misa perdana tiga imam OMI di kapel Novisiat Joseph Gerard OMI,  Blotan, Yogyakarta, Kamis (19-09-2019).  Maka, sebagaimana bisa dipahami dari bacaan Injil, setiap orang hendaknya sadar akan kehadiran Tuhan dalam kehidupannya, seperti apapun situasi yang dihadapi.
     Rm Nobertus Soleman OMI adalah salah satu imam baru yang ditahbiskan di Gereja St. Petrus dan Andreas, Lengkenat, Sepauk, Minggu (25-08-2019).  Dua lainnya adalah Rm. Petrus Hamonangan Sidabalok OMI. dan Rm Carolus Adi Nugroho OMI.
     Dengan Rm Carolus Adi Nugroho OMI sebagai selebran utama, didampingi oleh Rm. Petrus Hamonangan Sidabalok OMI, disertai konselebran Rm. Antonius Sussanto OMI, Rm. Ignatius Yulianto OMI, Rm. Simon Heru OMI, dan Rm. Domi Pareta OMI,  ketiga imam baru itu mempersembahkan misa syukur  di Novisiat Blotan yang merupakan tempat formasi awal bagi ketiganya.  Misa dimulai sekitar pkl. 06.00, diawali dengan doa rosario bersama.

Jadi dukun
      Lebih lanjut Rm. Nobertus Soleman OMI menyatakan, bacaan hari ini membuatnya teringat akan perjalanan panggilannya.  Meski berdosa dan lemah dan dari keluarga tak bagus, Tuhan tetap memilihnya menjadi imam. Padahal, sewaktu kecil ia ingin jadi dukun, sebab kakeknya seorang dukun.  Keinginan jadi dukun muncul sejak ia sering ikut turnee dari kampung ke kampung untuk mengobati orang. Meski harus menempuh jarak cukup jauh berjalan kaki, ia senang mengikuti kakeknya karena ada paha ayam, daging babi, dan macam-macam makanan yang jadi sesaji yang disampaikan kepada kakeknya.
     Keinginan jadi dukun semakin kuat terutama saat mendapat pertanda bahwa ia memang pantas menjadi dukun.  Ia menemukan batu nabau yang oleh penduduk setempat dipercaya bisa membuatnya menjadi penguasa air. Ia juga menemukan batu balaseribu, yang konon bisa membantunya mampu membangun gereja sehari selesai.  "Seperti saat membangun Candi Prambananlah. Cukup semalam."
     Keinginan jadi dukun pelan-pelan terlupakan semenjak tinggal di asrama seminari.  Setelah dua tahun menjadi katekumen, ia pun dibaptis menjadi katolik. Begitu lulus seminari, ia berangkat ke Yogyakarta, mengikuti formasi di Novisiat Blotan.
     Tidak mudah baginya menyesuaikan diri di Novisiat.  Ia mengakui termasuk orang lemah, baik secara intelektual maupun dalam hal kepribadian.  Karena itu, ia sampai empat kali tes, baru diterima menjadi mahasiswa FTW Kentungan. Dan saat kuliah di sana, ia harus bekerja keras menyesuaikan diri dengan tuntutan pendidikan tinggi para calon romo itu.  "Dua tahun pertama, orang lari kencang saya masih merayap. Barulah tahun ketiga saya bisa ikut berlari. Saya berhasil sampai bakelorat, lalu  jadilah sepert ini.
     "Merefleksikan perjalanan panggilan," tutur Rm Sule melanjutkan, "saya merasa seperti perempuan berdosa. Tetapi Tuhan memilih saya sebagai  orang muda untuk melayani Tuhan. Maka saya harus menjadi teladan dalam hidup beriman.   Jangan sampai seperti Simon orang Farisi itu.  Meski rajin beribadah tapi tak pernah menyadari kehadiran Tuhan. Bacaan hari ini mengingatkan kita agar jangan mabuk rohani."

Didoakan
     Saat akan memberi berkat dan perutusan,  mewakili rekan imam setahbisan, Rm Adi meminta kepada semua yang hadir untuk  mendoakan mereka bertiga agarvtetap sgar tetap setia menjadi imam selamanya. Pada kesempatan berikutnya,  Rm Ignatius Yulianto menyampaikan terima kasih kepada semua pribadi yang sudah berperan dalam masa formasi ketiga imam baru tersebut semasih di Novisiat.
    Sebelum misa dimulai, ketiga imam baru disambut dengan tarian khas Dayak yang biasa ditampilkan dalam menyambut tamu.  Satu novis dan dua pranovis asli Dayak menarikan tarian selamat datang tersebut.  Di depan pita yang membentang di barat koridor menuju kapel,  mereka terlebih dulu dikalungi scarf batik sebagai tanda kenangan dari Novisiat.  Usai menggunting pita, seluruh hadirin kemudian memasuki kapel.
      Selain oleh pra-novis dan novis, misa perdana tersebut juga dihadiri anggota KDM, anggota PPDM, serta beberapa kerabat Rm Carolus Adi Nugroho OMI yang tidak sempat menghadiri misa perdana di Cilacap.  Menurut rencana, misa perdana di tempat asal Rm Adi itu akan diselenggarakan keesokan harinya.
      Usai misa, ketiga imam baru OMI tersebut beramah tamah dengan para hadirin.  Beberapa rekamana foto atau video ditayangkan pula saat itu.  Secara bergilirian, ketiga imam baru itu menyampaikan kesan saat menjalani masa formasi di novisiat, di mana mereka mereka ditempa untuk menjadi calon imam tahap demi tahap. Pada kesempatan itu, Rm Adi menyanyikan theme song tahbisan mereka bertiga, yang syairnya dikarang sendiri oleh Rm. Adi.***

Klik Video Klip di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar